Dalam pertemuan, kedua calon mempelai itu membahas kesepakatan biaya mahar di rumah pihak laki laki. Calon mempelai perempuan diwakili pihak keluarganya bermarga Sirait. Sedangkan orangtuanya tidak hadir karena berada di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
"Dari keluarga perempuan ini diwakili marga Sirait. Jadi orangtua kandung tidak hadir. Karena mereka tinggal di Palangkaraya. Jadi disepakatilah mahar Rp20 juta dari keluarga laki laki yang akan diberikan kepada calon mempelai perempuan," kata Walpon .
Baca Juga:
Viral, Pengantin Lampung Tutup Usia Setelah Prosesi Sungkeman
Uang itu rencananya digunakan untuk perlengkapan acara pernikahan, baju pengantin hingga ongkos untuk orangtua IPS datang dari Palangka Raya ke Siborong-borong.
Setelah acara selesai, maka AMT, IPS dan saudaranya bermarga Sirait pergi ke tempan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Jadi mereka pergi ke ATM, katanya mau mentransfer kepada orangtua IPS supaya ada biaya dari Palangka Raya sekaligus untuk beli perlengkapan pernikahan. Tapi saat itu si mempelai pria tidak tahu uang itu ditransfer ke mana," ungkapnya.
Baca Juga:
Ritual Pernikahan Berujung Pilu, Calon Pengantin Pria Tewas Tertusuk Badik Sendiri
Setelah itu, mereka pun kembali ke rumah calon mempelai pria. Kemudian sekira pukul 19.00 WIB, IPS minta izin keluar rumah mempelai pria.
Hingga keesokan harinya IPS tak kunjung kembali. Padahal pernikahan mereka akan digelar pada 15 Januari 2025.
"Si IPS ini keluar dari rumah mempelai pria dengan alasan ada yang mau diambil. Tapi setelah itu dia tak pulang lagi. Ternyata si perempuan ini melarikan diri. Dihubungilah keluarga keluarga pihak perempuan yang diketahui laki laki. Dicari, enggak dapat juga," ujar Walpon.