WahanaNews.co | Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG) Yogyakarta melaporkan, dari hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi
pekan ini (27 November - 3 Desember 2020), aktivitas kegempaan Gunung Merapi menurun
dibanding minggu lalu.
Namun demikian, secara umum aktivitas
Gunung Merapi saat ini masih tinggi, dan semakin mengindikasikan bahwa
magma akan keluar ke permukaan.
Baca Juga:
Korban Longsor Pekalongan Bertambah Jadi 25 Orang
Hal itu disampaikan Kepala BPPTKG
Yogyakarta, Hanik Humaida, dalam Siaran Informasi Aktivitas Gunung Merapi
melalui kanal YouTube BPPTKG, Jumat
(5/12/2020).
"Secara mingguan, data pemantauan seismik dan deformasi menunjukkan sedikit
penurunan, namun secara umum masih fluktuatif di nilai yang tinggi. Artinya, memang ada penurunan tapi ini masih tinggi. Potensi untuk erupsi
masih ada," ujar Hanik.
Hanik menerangkan, aktivitas seismik
maupun deformasi Gunung Merapi saat ini masih tinggi.
Baca Juga:
Ditipu Oknum Polisi, Perajin Gerabah Kehilangan Rp 900 Juta dan Anaknya Jadi Tukang Sapu
Selain itu, aktivitas guguran
meningkat yang menyebabkan perubahan morfologi puncak, terbentuk serta
berkembangnya rekahan-rekahan di puncak yang menandakan adanya gerakan
terus-menerus ke permukaan.
Untuk data morfologi, ungkap Hanik,
dari sisi tenggara tidak terjadi perubahan morfologi.
Namun, jika dilihat dari sisi barat, terutama pada kawah Lava 1948 dan Lava 1988, ada perubahan morfologi yang disebabkan runtuhan dan guguran yang
terjadi.