Dia mengatakan, pemukulan itu disebabkan temannya ogah memberi uang Rp 30 juta ke sipir.
"Inilah tindakan pegawai Lapas Klas 1 Medan. Kami bukan binatang, kami manusia pak. Kami digereng (ditahan) sampai bertahun-tahun di sini karena masalah kecil aja. Diminta uang 30 juta - 40 juta baru bisa keluar. Kalau nggak, kami dipukuli seperti ini," ujarnya.
Baca Juga:
KPK Buka Suara Soal Aktivitas Terpidana Korupsi Mardani Maming di Luar Lapas
Kepala Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan, Erwedi Supriyatno, mengaku bersama tim Kanwil Kemenkumham Sumut masih mendalami video itu.
"Kemarin tersebar video viral itu untuk sementara masih dalam pemeriksaan dan penyelidikan. Tapi melihat posisi dan gambar kami benarkan itu di Lapas Klas 1 Medan," kata Erwedi kepada wartawan, Minggu (19/9/2021).
Namun, untuk kebenaran video itu, pihaknya masih melakukan pendalaman.
Baca Juga:
Napi Wanita di Polman Kendalikan Peredaran Sabu dari Penjara
Video itu, tambahnya, diduga direkam di dalam sel isolasi atau pengasingan untuk napi beresiko tinggi yang biasanya dihuni napi teroris.
"Tapi untuk kebenaran video itu kami masih lakukan pendalaman. Itu dalam sel pengasingan bagi napi beresiko tinggi karena dikhawatirkan dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di Lapas. Sel khusus itu biasanya diisi satu orang, ada napi teroris juga di sana," ucapnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya telah memintai keterangan dua orang sipir dan dua orang narapidana.