Sementara
itu, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Blora, Lilik Setyawan,
menjelaskan produksi beras di wilayahnya selama setahun mencapai 600.000 ton.
Sedangkan,
beras yang dikonsumsi masyarakat tidak lebih 150.000 ton.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
"Kita
itu produksi berasnya setahun bisa sampai 600.000 ton, yang dikonsumsi
seperempatnya, yang lain itu bisa surplus, bisa dikirim ke luar daerah,"
jelasnya.
Maka
dari itu, apabila pemerintah pusat benar-benar mengimpor beras, maka harga
beras petani lokal akan semakin turun.
"Jadi
memang betul, selain menolak impor beras, kita juga harus menolak beras masuk
ke Kabupaten Blora," jelasnya.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Lilik
mengungkapkan, pada Februari 2021, petani Blora mampu menghasilkan sekitar 70.000 ton gabah,
dengan luas lahan sekitar 14.000 hektar.
"Kalau
nanti Maret, puncak panen, diperkirakan akan sekitar 40.000-an hektar
panen. Pekan pertama sudah 6.000 hektar, jadi kalau 40.000 hektar ada sekitar
200.000 ton gabah kering panen. Kalau diberaskan mungkin sekitar 150.000
ton," terangnya.