WahanaNews.co | Pedagang bakso di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, merasakan imbas dari aksi mogok jualan para pedagang daging sapi.
Diketahui, para pedagang daging sapi melakukan aksi mogok berjualan sejak 28 Februari hingga 4 Maret 2022, karena harga jual yang kian meningkat.
Baca Juga:
Kejari Tangerang Selatan Telusuri Tersangka Baru Kasus Korupsi Penyaluran KUR Rp1,2 Miliar
Muhammad Asyhari (26), pedagang bakso di Jalan Wahid Hasyim, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, mengaku kesulitan mendapatkan daging sapi selama beberapa hari terakhir.
"Kita sudah kesulitan bahan baku untuk pembuatan bakso karena para pedagang daging sapi pada mogok," kata Asyhari kepada wartawan, Kamis (3/3/2022).
Selain kesulitan mencari daging sapi, harga bahan dasar jualannya itu pun kian melonjak.
Baca Juga:
Relawan Pasukan Andra-Dimyati Sosialisasikan Calon Gubernur Banten di 190 Titik Tangsel
Meski demikian, Asyhari tetap harus mencari daging sapi agar usahanya tak berhenti.
"Mau enggak mau, saya cari daging untuk stok yang banyak biar bisa berdagang," sebut dia.
Lantaran kesulitan mencari daging sapi, Asyhari mengalami penurunan penjualan sehingga penghasilannya berkurang.
Sebelum daging sapi mengalami kelangkaan, dia mampu menjual seratusan porsi bakso per harinya.
Setelah ada kelangkaan daging sapi, Asyhari hanya bisa menjual sekitar 70 porsi per hari.
"Penurunan omzet ada, karena dengan adanya kelangkaan daging sapi itu, kita sulit mendapatkan bahan bakunya," ungkapnya.
"Jadi, mau enggak mau, biasa kita giling banyak, sekarang kita kurangin. Biasanya menjual 100-150 porsi bakso, kalau sekarang cuma cukup untuk sekitar 70 porsi saja" sambung dia.
Asyhari mengaku, saat kelangkaan daging sapi terus berlanjut, dirinya bisa jadi mengalami kerugian hingga gulung tikar.
"Mau enggak mau, kalau stok habis, ya kita harus berhenti jualan. Ya paling kita menjual mie ayam sama siomay dulu," tuturnya. [gun]