"Dari awal anak saya dirawat, perasaan saya sudah tidak
enak melihat sikap suster itu. Nada bicaranya agak ketus saat menangani anak
saya yang rewel, dia nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang
jangan ditidurin jadi malam tidak rewel terus'. Saya kan jadi tidak enak
dengarnya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu," ujar Melisa.
Dia lantas membahas terkait infus secara kasar saat itu
dilepas oleh perawat tersebut. Dia menduga hal itu dilakukan tidak sesuai
standar operasional prosedur (SOP).
Baca Juga:
Bupati Toba: Jadilah Perawat Naraja
"Ternyata benar kejadian kan, udah dia nyabutnya kasar
darah sampai ke mana-mana di baju, lantai, kasur. Setahu saya usai melepas
inpus langsung di kasih alkohol dan kapas, sedangkan anak saya itu tidak kan
itu tidak sesuai prosedur. Eh malah saya disalahin katanya, 'Sebaiknya ibu
jangan gendong anak ibu'. Ya ibu mana coba yang tak sampai hati melihat tangan
anaknya bercucuran darah sampai ke lantai," tuturnya.
Saat itu, Melisa mengaku sempat panik melihat kondisi
anaknya. Dia menyebut tangan anaknya saat itu berdarah namun perawat yang
bersangkutan tidak mau meminta maaf.
"Sebagai seorang ibu saya pikir wajar jika saya panik,
apalagi setelah liat anak saya sampai keluar darah. Saya juga melihat suster
itu langsung ngelapin darah anak saya yang bercucuran di lantai. Si suster itu
tidak mau meminta maaf, padahal bukti bekas darahnya di baju, ada semua saya foto,"
kata Melisa.
Baca Juga:
Keroyok Perawat Puskesmas di Sulsel, Polisi Tangkap Bapak dan Anak
Saat darah keluar, kata dia, perawat di RS Siloam itu hanya
memberikan tisu toilet. Anaknya baru mendapatkan penanganan ketika
mengadukannya ke kepala perawat.
"Fatal sampai darah bercucuran seperti itu, saya sampai
ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut di kasih plester. Kalau
suster itu (korban) darah anak saya cuma dibersihkan saja pakai tissu
toilet," ujar Melisa.