WahanaNews.co | Sesditjen PDSPKP KKP Machmud mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan lima program utama di sektor kelautan dan perikanan yang berbasis pada ekonomi biru dengan menyeimbangkan antara kepentingan lingkungan dan ekonomi.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Perluasan Safari Gemarikan dalam rangka percepatan penurunan stunting dan gizi buruk di Aula Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Sabtu (11/2/2023).
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
"Diantaranya lima program tersebut adalah pertama emperluas wilayah konservasi dengan target 30% sebagai wilayah konservasi tertutup, untuk menjaga fungsi serapan karbon dan menjadikan wilayah konservasi sebagai tempat pemijahan ikan," katanya.
Kemudian, kedua penangkapan ikan di laut yang diatur dengan menerapkan kebijakan penangkapan ikan secara terukur berbasis pada kuota penangkapan yang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan 6 (enam) zona penangkapan ikan. Kemudian, ketiga pembangunan budidaya yang ramah lingkungan di wilayah laut, pesisir dan darat.
"Kegiatan budidaya akan difokuskan pada produk perikanan unggulan seperti udang, kepiting, lobster, dan rmput laut dan ikan yang bernilai ekonomis tinggi," jelasnya.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Lalu, kata dia, keempat enjaga wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dari potensi kerusakan akibat kegiatan ekonomi yang tidak terkendali. Dan, kelima Penerapan program “Bulan Cinta Laut“ sebagai komitmen Indonesia untuk menjaga wilayah laut bersih dan bebas sampah plastik.
"Salah satu program utamanya adalah membersihkan laut di seluruh wilayah Indonesia. Dimana, pada satu bulan di setiap tahun penangkapan nelayan lokal dan nelayan industri diminta untuk tidak mengambil ikan, tetapi membersihkan dan mengumpulkan sampah di laut," katanya.
Dikatakan, sesuai dengan arahan Bapak Presiden dalam Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Prioritas Percepatan Penurunan Stunting, KKP memiliki peran dan tanggung jawab untuk turut meningkatkan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat.
Ditegaskan, Presiden menargetkan angka prevalensi stunting tahun 2024 dibawah 14%, sehingga KKP perlu menyusun langkah-langkah strategis guna menyiapkan dukungan yang efektif mengingat kesiapan ikan sebagai sumber protein utama nasional.
"Tentu KKP tidak dapat melakukan semuanya sendiri, diperlukan kerjasama dan partisipasi dari semua pihak baik dari pemerintahan, akademisi, pelaku usaha hingga organisasi sosial kemasyarakatan," tegasnya.
Machmud menjelaskan, kegiatan Perluasan Safari Gemarikan merupakan salah satu upaya promosi peningkatan konsumsi ikan untuk percepatan penurunan stunting dan gizi buruk. Dimana, ikan dapat menjadi asupan protein hewani untuk mencegah stunting.
"Negara kita dikaruniai sumber daya ikan yang melimpah dengan banyak ragam jenis ikan, baik ikan
laut maupun ikan air tawar. Ikan banyak mengandung gizi terutama protein dan asam lemak omega 3 yang baik untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Ikan asli indonesia banyak memiliki keunggulan dibandingkan ikan impor. Diantaranya kandungan omega 3 yang lebih tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah didapat serta lebih terjangkau harganya," jelasnya. [sdy]