Karena itu,
Kesultanan Banjar mengenal berlian itu dengan nama Intan Sultan Adam.
Ketika Kesultanan
Banjar takluk oleh Belanda, beberapa harta kesultanan diambil sebagai rampasan
perang.
Baca Juga:
Memanas, Sekelompok Orang Mengaku PT RBU Blokade Stockpile Coal Hauling Road MTN-PKP2B BUMD Baramarta Banjar Kalsel
Ketika itu, Sultan
Adam meninggal dunia dan Belanda ikut campur dalam suksesi pengangkatan Sultan
yang baru,
sampai akhirnya menguasai Banjarmasin dan sekitarnya dengan kekerasan.
Tidak hanya merampas
benda-benda pusaka kesultanan, Belanda juga ternyata menghapuskan atau
membubarkan sistem Kesultanan Banjar,
dan tidak lagi mengakuinya.
"Dari yang kami
pelajari,
dan dari catatan-catatan yang ada, memang setelah takluk, ada beberapa pusaka
kesultanan yang dirampas Belanda. Setelah itu, Kerajaan Banjar juga dihapus
oleh Belanda," jelas Mansyur kepada
wartawan, beberapa waktu
lalu.
Baca Juga:
Kronologi Kasus Jurnalis Dibunuh TNI AL di Kalsel Versi Pengacara
Saat ini, ujar
Mansyur, intan Sultan Adam masih dipajang di Museum Rijks di Kota Amsterdam, dan telah berada di sana selama
hampir dua abad.
"Intan Sultan
Adam sudah berada di Rijks Museum sejak tahun 1875, artinya hanya 15 tahun
setelah Kesultanan Banjar dibubarkan oleh Belanda. Intan itu dibawa bersama
dengan benda-benda pusaka lainnya," jelasnya.
Untuk ukuran besar
dan karatnya,
banyak versi yang berkembang. Namun,
yang paling diyakini oleh para sejarawan adalah 103 karat sebelum diasah dan
dipotong.