"Memang banyak
versi berbeda, tetapi banyak yang menganut bahwa intan 103 karat itu memang
milik Sultan Adam," bebernya.
Jika memang intan
itu betul-betul akan dikembalikan ke tanah Banjar, maka Mansyur mewanti-wanti
agar ada museum yang mampu merawat benda pusaka tersebut.
Baca Juga:
Memanas, Sekelompok Orang Mengaku PT RBU Blokade Stockpile Coal Hauling Road MTN-PKP2B BUMD Baramarta Banjar Kalsel
Dia pun khawatir, ketika intan itu benar-benar
dikembalikan ke Banjarmasin, akan ada banyak klaim, baik dari para keturunan
Kesultanan Banjar maupun dari Pemerintah Provinsi Kalsel sendiri.
Selain berpotensi
menimbulkan saling klaim, Kesultanan Banjar sampai saat ini tidak memiliki
keraton, apalagi sebuah museum.
"Kesultanan
tidak memiliki museum, tiruan keraton saja baru mau dibangun ini. Jadi memang
untuk saat ini tidak ada museum yang representatif untuk menyimpan benda dengan
nilai sejarah yang luar biasa itu. Harganya juga mahal," tegasnya.
Baca Juga:
Kronologi Kasus Jurnalis Dibunuh TNI AL di Kalsel Versi Pengacara
Simbol
Kesultanan Banjar
Daerah Kesultanan
Banjar,
sejak dulu,
dikenal sebagai penghasil intan. Mansyur
mengatakan, hampir semua benda pusaka Kesultanan Banjar bertaburkan berlian
beraneka warna. Beratnya rata-rata lebih dari 4 karat.