"Di Aceh sebagai contoh, kopi arabica Gayo sudah memenuhi permintaan kopi Starbucks tanpa lewat eksportir di Amerika dan Eropa, tapi melalui Koperasi BQ Baburayyan. Ini contoh sukses yang bisa diadopsi koperasi kopi lainnya," ujar Menkop.
Seketaris Daerah Sumbar, Hansastri menyatakan bahwa kopi di daerahnya memang menjadi salah satu komoditas istimewa menimbang banyak coffee shop yang dibuka dan kalangan generasi muda menjadikan minum kopi semacam gaya hidup.
Baca Juga:
Tim Medis RSUI di Aceh Tamiang: Kali Ini Fokus Pemulihan Psikiatri Paru Trauma Ibu dan Anak
Berdasarkan pernyataannya, produksi kopi di Sumbar sebanyak 2.775 ton untuk kopi robusta dengan luas lahan sekitar 18 ribu hektar.
Adapun total produksi pada tahun 2021 sebanyak 11.278 ton, sehingga mampu memenuhi kebutuhan lokal dan nasional, serta ekspor ke perusahaan kopi yang kebanyakan dilakukan secara perorangan.
Untuk itu, Hansastri mendukung pengembangan industri kopi melalui koperasi.
Baca Juga:
RSUI Kirim Tim Medis Tahap Ketiga untuk Korban Bencana Sumatera di Aceh Tamiang
Pihaknya juga telah mengusulkan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengembangkan salah satu koperasi potensial yang siap diakselerasi agar bisa menjadi koperasi modern melalui kemitraan. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.