WahanaNews.co | Tim pakar dari berbagai bidang keilmuan di Universitas Lambung
Mangkurat (ULM) melakukan kajian terkait dengan banjir besar yang menerjang 11
kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) awal tahun ini.
"Persoalan banjir ini jangan sampai
terulang kemudian hari. Kajian yang komprehensif perlu dilakukan," kata Rektor
ULM, Sutarto Hadi, seperti dilansir dari Antara di Banjarmasin, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga:
Banjir Kalsel: PLN Sukses Nyalakan 99,9% Gardu
Dia berharap agar hasil kajian menjadi
bahan pertimbangan mengambil kebijakan oleh pihak terkait. Baik pemerintah di
tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
Misalnya, berkaitan
regulasi bagaimana pemanfaatan lahan di Pegunungan Meratus dan sebagainya.
Sutarto ingin setiap kebijakan harus
berdasar kajian ilmiah pada aspek lingkungan.
Baca Juga:
Konglomerat Batu Bara di Pusaran Banjir Kalsel
Sutarto juga mencontohkan terkait
dengan banjir di Kota Banjarmasin, Ibu Kota Kalimantan Selatan, pihaknya telah
memberikan masukan ke Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina untuk program normalisasi
sungai.
"Ini momentum yang tepat bagaimana menyelamatkan
sungai-sungai yang selama ini tertutup bangunan sehingga ketika hujan dengan
intensitas tinggi, banjir terjadi akibat aliran sungai terganggu," jelas
Sutarto Hadi.
Untuk itu, lanjut dia, setiap bangunan
yang menghalangi aliran air atau sungai wajib dilakukan pembongkaran.
"Perda harus ditegakkan. Apapun
bangunannya harus dibongkar jika bertentangan dengan program normalisasi
sungai," ucap Sutarto. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.