WahanaNews.co, Padang - Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor melanda beberapa daerah di Sumatera Barat pada akhir pekan, tepatnya pada 11 dan 12 Mei 2024.
Tragedi ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dan menyebabkan luapan air sungai.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Insiden menyedihkan ini telah menewaskan lebih dari 40 jiwa penduduk setempat.
Menurut data sementara yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu malam, tercatat 19 korban tewas di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Selain itu, 2 orang dilaporkan hilang dan 19 lainnya mengalami luka-luka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa di wilayah Padang, 8 warga meninggal dunia akibat banjir bandang.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Sementara itu, di Kabupaten Tanah Datar, data sementara mencatat 13 korban jiwa akibat bencana tersebut.
“Berdasarkan pembaharuan data yang diterima BNPB, tujuh orang dilaporkan hilang dan 12 orang luka-luka di Tanah Datar,” kata Abdul Muhari, melansir Kompas, Senin (13/5/2024).
Hingga kini, tim gabungan dari BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus mencari korban yang dilaporkan hilang.
Proses evakuasi warga terdampak banjir bandang juga sudah dilakukan.
Abdul mengungkapkan, terdapat 159 warga di Kabupaten Agam yang telah evakuasi ke dua posko pengungsian. Sebanyak 60 jiwa dievakuasi ke gedung SMPN 1 Koto Tuo.
Selain itu, terdapat 74 warga diungsikan sementara ke gedung SDN 08 Kubang Putiah Duo Koto Panjang. Sedangkan 25 korban lainnya mengungsi ke sejumlah rumah warga.
Untuk di wilayah Tanah Datar, kata Abdul, terdapat lebih dari 84 keluarga yang terdampak banjir bandang.
“Hingga saat ini disamping melakukan upaya penanganan darurat, BPBD setempat juga masih terus melakukan pemutakhiran data dampak dari banjir dan tanah longsor tersebut,” kata Abdul Muhari.
Adapun banjir bandang ini mengakibatkan 193 rumah warga di Kabupaten Agam mengalami kerusakan.
Sementara itu, di Tanah Datar, dilaporkan ada 84 rumah yang rusak ringan hingga berat.
Kerusakan juga terjadi di sejumlah sarana prasarana, yakni jembatan hingga rumah ibadah. Kondisi lalu lintas dari Kabupaten Tanah Datar menuju Padang dan Solok juga dilaporkan lumpuh total.
“Tim Basarnas, TNI, Polri dan unsur terkait lainya masih terus berupaya melakukan penanganan darurat, pendataan serta pertolongan untuk warga terdampak,” kata Abdul.
Kabupaten Agam dan Tanah Datar, serta Kota Padang Panjang menjadi wilayah paling terdampak banjir bandang dan tanah longsor pada Sabtu dan Minggu kemarin.
Melansir Kompas.id, bencana tersebut dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur sejumlah wilayah tersebut. Akibatnya, terjadi luapan aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi.
Di Kabupaten Agam, kata Abdul Muhari, banjir bandang terjadi setelah hujan lebat melanda tiga kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, dan IV Koto.
Berdasarkan hasil pantauan foto udara BPBD Tanah Datar, banjir bandang wilayah ini disebabkan oleh luapan Sungai Malana yang berhulu di Gunung Marapi.
“Peristiwa banjir ini dipicu intensitas curah hujan yang tinggi,” kata Abdul Muhari.
BNPB pun mengimbau warga Kabupaten Tanah Datar di sekitar bantaran sungai yang berhulu di Gunung Marapi, agar selalu waspada dengan risiko bencana susulan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]