Dia menjamin kevalidannya, meski pihak rumah sakit tak mau
mengakuinya.
"63 ya tidak semua (penyebab kematian) kekurangan
oksigen. Secara klinis ya meninggal, meskipun Covid itu ya," ucapnya.
Baca Juga:
Terkait Beredarnya Video Berisi Komplain Pasien, Ini Penjelasan Humas RSUD
Merespons kegentingan itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI
Melki Laka Lena meminta Kementerian Kesehatan bertanggung jawab soal
keterlambatan pasokan oksigen yang diduga menyebabkan puluhan pasien di RSUP Dr
Sardjito meninggal dunia.
Pasalnya, menurut Melki, RSUP dr Sardjito sudah mengirimkan
surat ke Kemenkes tentang kondisi pasokan oksigen yang dimiliki pada 3 Juli.
Melki menilai Kemenkes seharusnya langsung bergerak merespons informasi soal
pasokan oksigen.
Teranyar, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut
daerahnya mendapat alokasi jatah oksigen medis untuk penanganan pasien Covid-19
maupun non-Covid sebanyak 47,6 ton sehari.
Baca Juga:
Dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo: Nyeri Pinggang Bukan Pertanda Gagal Ginjal
Hal itu disampaikan Sultan usai mengikuti rapat koordinasi
bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves)
Luhut Binsar Pandjaitan, membahas masalah kelangkaan oksigen di DIY, Minggu
petang.
Sultan mengatakan, hasil rapat memutuskan pemerintah pusat
sepakat mengalokasikan jatah oksigen rumah sakit rujukan penanganan Covid-19
maupun reguler di DIY dengan kapasitas lebih dari biasanya.
Sultan menjelaskan, rata-rata kebutuhan oksigen di rumah
sakit rujukan Covid maupun bukan di wilayahnya hanya berkisar 20 ton per hari.
Namun, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan membuat pemakaiannya
naik lebih dari dua kali lipat seharinya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.