3. Deformasi Dasar Laut
Deformasi
dasar laut di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada 26 Desember 2004 adalah
gempa tektonik yang dibuktikan dengan adanya variasi bentuk awal gelombang P
berupa gerakan kompresi (naik) dan dilatasi (turun) pada seismogram yang
tercatat di stasiun-stasiun seismik BMKG.
Baca Juga:
Gempa M 5,0 Guncang Pangandaran, Getarannya Sampai ke Jawa Tengah
"Jika
sumbernya ledakan nuklir, maka semua catatan seismogram di berbagai stasiun
seismik diawali dengan gerakan naik (kompresi) pada gelombang P tersebut,"
jelas dia.
4. Gempa Tektonik Tidak Mendadak
Baca Juga:
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Bumi Berkekutan M6,0 Guncang Bengkulu
Gempa
tektonik yang memicu Tsunami Aceh 2004 tidak terjadi dengan tiba-tiba,
melainkan melalui proses terjadinya gempa pembuka (foreshocks) yang sudah muncul sejak tahun 2002, saat terjadi Gempa
Simeulue 7,0 pada 2 November 2002.
Dikatakan
Daryono, sejak itu terjadi serangkaian gempa kecil yang terus menerus terjadi
yang merupakan gempa pendahuluan hingga puncaknya terjadi gempa berkekuatan 9,2
pada 26 Desember 2004, pukul 08.58.53 WIB.
Fenomena
gempa pendahuluan (foreshocks) yang
sudah terjadi sejak 2 tahun sebelumnya merupakan bukti kuat bahwa Gempa Aceh
2004 tidak dipicu ledakan nuklir, tetapi gempa tektonik dengan tipe: gempa
pendahuluan (foreshocks) - gempa
utama (mainshock) - gempa susulan (aftershocks).