Ade menyatakan bahwa jika ada yang mengaitkan mutasinya dengan video terkait nasi goreng, itu hanyalah persepsi dari masyarakat. Baginya, rotasi pekerjaan adalah hal yang biasa terjadi.
"Jadi jika ada yang menyambungkan masalah nasi goreng dengan rotasi pekerjaan, itu hanya persepsi dan tergantung bagaimana orang merasa tersindir atau tidak, itu subjektif," katanya, seperti yang dikutip dari detikJateng pada Jumat (4/8/2023).
Baca Juga:
Jaga Netralitas ASN dalam Pemilu 2024, Pemkot Jakbar dan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Gelar Luhkumtak
Ade menceritakan bahwa video tersebut diambil setelah dia membantu ibu-ibu untuk membuat video dalam lomba memasak nasi goreng. Karena itu, dia merasa sangat sering berhubungan dengan nasi goreng.
"Di situ kan menunya nasi goreng ya sudah malem sebelum makan teman-teman datang bawa nasi goreng itu, apa salahnya saya ngomong yah sego goreng meneh (nasi goreng lagi)," jelasnya.
Dia mengatakan nasi goreng memang makanan yang mudah dicari ketika lapar di malam hari. Menurutnya, lomba memasak nasi goreng itu juga bagus untuk mengenalkan Wali Kota Semarang kepada masyarakat.
Baca Juga:
Pembinaan Rohani Korpri, Puluhan ASN Muslim di Ende Gelar Kegiatan Bakti Sosial
"Saya senangnya bukan nasi goreng, nasi ruwet biar makan nasinya sama makan mi-nya jadi baguslah programnya apalagi untuk mengenalkan Wali Kota kita kepada warga masyarakat meskipun Wali Kotanya namanya panjang," lanjutnya.
Ade berharap bahwa ke depannya, dia dapat memberikan kontribusi yang positif di tempat kerjanya yang baru. Dia tidak ingin ada pandangan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran adalah tempat bagi orang-orang yang dianggap tidak berprestasi atau dianggap sebagai tempat pembuangan.
"Saya ingin mengubah pandangan tentang Dinas Pemadam Kebakaran yang selama ini dianggap sebagai tempat bagi orang-orang yang dipindahkan, tanpa prestasi, dan sejenisnya. Saya ingin membuktikan bahwa di sini ada orang muda yang mampu menjadi nomor dua di Dinas Pemadam Kebakaran dan ingin menciptakan sesuatu yang menarik," katanya.