Sementara Ketua Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKSS) Semarang, Sunarno mengatakan pemanfaatan teknologi oleh guru di kotanya masih cukup terbatas.
"Di Semarang masih banyak sekolah yang melaksanakan KBM menggunakan teknologi digital secara terbatas dan belum mengeksplorasi aplikasi-aplikasi yang tersedia saat ini secara maksimal," kata dia.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
"Sebagian besar guru menggunakan aplikasi offline misalnya PowerPoint dan hanya sebagian kecil guru memanfaatkan aplikasi online. Inilah yang sedang kita dorong terus," imbuh Kepala Sekolah SMA Kesatrian 2 Semarang tersebut.
Dengan adanya sosialisasi terkait pemanfaatan teknologi yang didukung pihak swasta yakni Quipper, Sunarno menyebut dirinya semakin paham keuntungan-keuntungan dari penggunaan teknologi pendidikan untuk mempermudah penyelenggaraan KBM dan mengelola sekolah.
"Menurut saya, aplikasi seperti Quipper School Premium ini sangat dapat membantu penyelenggaraan KBM lebih efektif, menarik, dan berkualitas. Lebih dari itu, kepala sekolah juga dapat mengontrol KBM secara real time," kata dia.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp14,69 Triliun untuk Program KIP Kuliah 2025
Quipper School Premium Manager, Riza Purnama mengatakan sosialisasi tersebut merupakan komitmen pihaknya memberikan dukungan kepada kepala sekolah, dalam menghadapi tantangan perubahan pendidikan saat ini.
"Melalui sosialisasi ini, Quipper ingin membekali kepala sekolah dengan pengetahuan praktik agar kepala sekolah dapat membangun kemandirian guru menghadapi perubahan," kata dia. [Tio/Ant]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.