WahanaNews.co, Jakarta - Seorang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), sebut saja Anggara, masih merasakan dampak traumatis karena dipaksa untuk bekerja mengangkat barang di Jerman pada bulan Oktober 2023 yang lalu.
Anggara merupakan salah satu dari sekitar 250 mahasiswa UNJ yang mengikuti program magang mahasiswa ke Jerman, yang dikenal dengan istilah ferienjob.
Baca Juga:
Lufthansa Alami Insiden Mencekam, Terbang Tanpa Pilot Selama 10 Menit
Dia sendirian ditempatkan di sebuah perusahaan DHL di Greven di Distrik Strinfurt, bagian dari Rhine-Westphalia Utara.
Untuk mencapai kota dengan suasana pedesaan tersebut, Anggara harus melakukan perjalanan dengan kereta cepat selama sekitar 3 jam dari Bandar Udara Internasional Frankfurt.
Dia mengatakan bahwa perjalanan ke Jerman memakan waktu sekitar 9 jam dengan pesawat dari Indonesia.
Baca Juga:
Sri Mulyani Bertemu Menkeu Republik Federal Jerman Bahas Hubungan Perdagangan hingga Progres Aksesi ke OECD
"Jumlah pesertanya ratusan se-universitas. Kalau se- program studi ada empat mahasiswa. Kami pernah dikumpulkan di aula kampus sebelum berangkat," kata Anggara, melansir Tempo, Selasa (26/3/2024).
Anggara waktu itu menginjak semester 5, berangkat dengan biaya tiket pesawat, LoA (surat pengurusan beasiswa) dan temporary work permit (dokumen karyawan asing memasuki suatu negara untuk pekerjaan jangka waktu tertentu) dari dana talangan koperasi UNJ senilai Rp 25,8 juta.
Nilai itu sudah dihitung dengan bunga pinjaman yang harus dikembalikan.