"Katanya saya kena hepatitis. Tapi setelah sampai di Indonesia, saya cek lagi dokter bilang saya baik-baik saja," katanya.
Akhirnya setelah merampungkan tiga pekan bekerja, Asmir memberitahu penghentian sepihak dan berjanji akan menyalurkan ke pekerjaan lain. Tapi itu tak terjadi.
Baca Juga:
Thomas Muller Resmi Pensiun dari Tim Nasional Jerman Setelah 14 Tahun Berkarier
"Begitu saya diberhentikan sepihak pada pekan ketiga itu, Enik menghubunginya melalui grup WhatsApp seraya menanyakan: Anggara kapan kamu pulang ke Indonesia? Saya jelaskan kondisinya tapi dia tak menggubris," kata Anggara.
Sampai pada akhirnya Anggara menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jerman. "Saya dibantu pulang ke Indonesia," kata Anggara.
Tak hanya Enik, pihak kampus UNJ juga menyalahkan Anggara.
Baca Juga:
Euro 2024: Slovenia vs Serbia Berakhir Imbang 1-1
"Pak AJ dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pelajaran (LP3) marah-marah ke saya, saya mulai tertekan sebab ada ancaman akan di-Drop Out (DO)," ujar Anggara.
AJ sekarang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dalam kondisi tertekan, Anggara berkomunikasi dengan keluarga di Tanah Air, yang kemudian mengirimkan uang untuk membeli tiket pulang seharga Rp 12 juta.
Belakangan keluarga Anggara telah mengirim uang Rp 30 juta untuk membayar biaya rumah sakit saat di Jerman. "Ibu saya terpaksa meminjam uang ke sanak saudara, demi saya bisa pulang," ujar Anggara.