WahanaNews.co | Proyek yang menjadi prestasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat penolakan dari Dana Moneter Internasional (IMF), yang membuat Menteri Investasi atau Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, merasa kesal. IMF meminta Indonesia secara bertahap menghapus kebijakan larangan ekspor mineral mentah dan usaha hilirisasi.
Menyikapi permintaan IMF yang mengancam proyek tersebut, Bahlil mengungkapkan sifat sebenarnya dari IMF dan mengingatkan bahwa Indonesia pernah mengalami dampak buruk rekomendasi IMF pada tahun 1998 yang merusak industri dalam negeri.
Baca Juga:
Kelulusan S3 Bahlil Lahadalia Ditangguhkan Universitas Indonesia
Bahlil menjelaskan, "Jika kita merujuk kembali ke dokumen tersebut, kita akan melihat rekomendasi IMF. Apa yang mereka rekomendasikan? Mereka menyarankan agar industri tidak dikembangkan. Industri-industri strategis ditutup, seperti PT Dirgantara yang ditutup. Akibatnya, terjadi deindustrialisasi di negara kita." Bahlil juga menekankan bahwa sektor industri berkontribusi lebih dari 30% terhadap perekonomian dan investasi hampir mencapai 40%. Namun, kemudian terjadi pemotongan bantuan sosial yang memperburuk kondisi ekonomi.
Karena tidak setuju dengan campur tangan IMF terkait kebijakan hilirisasi dalam negeri, Bahlil menegaskan bahwa IMF tidak boleh lagi mengganggu urusan Indonesia. Selain itu, Indonesia telah melunasi utangnya kepada IMF dan pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat di atas 5%. Bahlil menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20 tanpa adanya rekomendasi IMF.
Sebelumnya, Uni Eropa telah mengajukan gugatan terkait larangan ekspor bijih nikel Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun, Bahlil menegaskan bahwa Indonesia akan tetap melanjutkan upaya hilirisasi pertambangan dengan melarang ekspor bijih nikel tersebut.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Pengurus DPP Partai Golkar Periode 2024–2029
"Jadi, jangan mengatur urusan negara kita. Kami, pemerintah dan rakyat Indonesia, yang menentukan arah negara ini. Jika pemikiran mereka sejalan dengan kami, kami akan menerapkannya. Tetapi jika pemikiran mereka tidak sesuai, mintalah mereka mengurus negara-negara yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi," tegas Bahlil. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.