Beberapa waktu lalu, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengungkapkan, memahami risiko investasi penting dilakukan, mengingat banyak influencer yang berbicara soal investasi tanpa latar belakang pengetahuan yang jelas.
"Saat ini ada banyak influencer di media sosial sehingga peluang untuk teperdaya akan lebih besar, ada juga risiko teperdaya investasi secara ilegal. Kasus yang masuk ke satgas waspada investasi juga mencatat banyak anak muda (tertipu) investasi ilegal karena ikut-ikutan," ujar Junanto.
Baca Juga:
Tips Biar Tidak Terjebak Investasi Bodong yang Semakin Menjamur
Dia menyarankan agar masyarakat lebih cerdas dalam menyerap informasi. Tentunya, informasi harus dari sumber yang tepat dan tepercaya sehingga meminimalisasi potensi hoaks.
2. Membedakan kebutuhan dan keinginan
Hal selanjutnya yang perlu menjadi pertimbangan ketika hendak melakukan investasi adalah dengan mengetahui dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Baca Juga:
DPO Investasi Bodong 'Trading Forex' Dibekuk di Magelang Usai Buron 10 Tahun
Menurut Junanto, keinginan dan kebutuhan memiliki perbedaan yang tipis, sehingga perlu cermat demi mencapai target finansial yang baik ke depannya.
"Kita suka lupa, makan adalah kebutuhan, tapi makan burger, sate, dan nasi goreng itu adalah keinginan. Ini harus dipahami sebelum mengelola keuangan, jadi uang itu mau diolah jadi apa dan pikirkan kebutuhannya apa," jelas Junanto.
Di sisi lain, berinvestasi juga membutuhkan dana dingin atau dana nganggur yang tidak diperuntukan untuk suatu hal.