Penolakan demi penolakan membuat Riza melakukan introspeksi. Mengapa vanili Indonesia distigma serendah itu? Pertanyaan ini yang membuat Riza mulai mempelajari kelebihan vanili dari negara lain.
Setelah dipelajari, Riza menemukan rata-rata komoditas vanili komersial di seluruh dunia memiliki tingkat
kandungan vanilin sebesar 1,5%. Setelah melalui banyak pengujian, rata-rata vanili Indonesia memiliki
kandungan vanilin di bawah 1%.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Mendapati kenyataan pahit seperti itu, Riza justru memilih untuk tegak dan bangkit. Ia mencari banyak literatur dan berdiskusi dengan para ahli vanili dalam dan luar negeri. Tujuannya hanya satu, bagaimana cara meningkatkan kadar vanilin produk vanili Indonesia.
Dengan sungguh-sungguh, akhirnya ditemukan penyebab rendahnya kualitas vanili Indonesia, yaitu
disebabkan oleh proses pertanian dan pemanenan yang tidak tepat serta metode pengolahan yang tidak sesuai dengan standar global. Selama dua tahun melakukan optimasi, akhirnya Riza menemukan formula terbaiknya.
“Akhirnya, dengan metode curing vanili Adore, kami bisa membuat vanili dengan kadar 3,8%, hampir 3 kali
lebih tinggi dari kadar vanilin rata-rata vanili yang beredar di Eropa (rata-rata 1,3%). Dan uniknya, vanili Adore ini mengeluarkan struktur kristal yang cantik karena kadar vanilin yang sangat tinggi dan menyentuh titik saturasi menjadi struktur kristal,” ujar Riza bangga.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.