WahanaNews.co | Bali menyedot perhatian delegasi studi ekskursi Energy Transition Working Group (ETWG) G20.
Mereka mengunjungi desa berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) di Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Mereka melihat langsung tempat pengelolaan sampah dengan pola reduce, reuse, dan recycle (TPS3R), eco-village, dan agrikultur berbasis EBT di salah satu Desa Energi Berdikari binaan PT Pertamina (Persero).
Di Desa Keliki, terpasang delapan titik panel surya (solar PV) dengan total kapasitas terpasang sebesar 28 kWp.
Panel surya yang setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 36.750 kg CO2 per tahun tersebut dipasang secara bersama oleh Tim GoGerilya Kementerian ESDM, Society of Renewable Energy (SRE), dan mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Bali.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Mereka juga melihat pompa air bertenaga surya berkapasitas 2,5 kWp yang mengalirkan air ke sawah-sawah petani setempat.
Selain ramah lingkungan, pompa surya menjadi solusi permasalahan kekurangan air irigasi.
"Permasalahan di Desa Keliki ini, saat musim kering, airnya kecil dari hulu, tidak sampai ke bawah, sehingga terkendala saat bercocok tanam, bisa dua – tiga minggu.
Sekarang sudah lancar setelah ada pompa air tenaga surya," ujar petani Desa Keliki, I Ketut Sulastra.
Perbekel Keliki I Ketut Wita mengatakan semangat pemuda dalam membangun irigasi sawah di tujuh subak, menular ke warganya.
Menurutnya, kehadiran EBT mendukung upaya Desa Keliki membangkitkan kembali pariwisata yang sempat sepi akibat pandemi.
Perbekel Wita berharap kunjungan delegasi G20 makin mengenalkan Indonesia pada dunia. [qnt]