WahanaNews.co | Kurang layak, kata tersebut mungkin tepat untuk menggambarkan kondisi Asrama Putra Pondok Pesantren Suralaya, Tasikmalaya, Jawa Barat sebelum dibangun.
Kala itu, para santri harus tinggal dengan segala keterbatasan. Dinding asrama berbahan kayu dan triplek yang hampir roboh, dengan atap yang bocor dikala hujan datang.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Salah satu santri Pondok Pesantren Suryalaya, Ali Ifanul Mukminin bercerita saat hujan tak jarang, dirinya dengan para santri di lapangan harus basah-basahan karena asrama bocor.
"Kami sangat sedih kalau hujan. Biasanya kami harus ambil ember untuk menadangi hujan agar tidak membasahi kasur. Tapi terkadang kalau hujan datang tengah malam, dan kami sudah terlelap, air sampai membasahi kasur kami," ucap Ali.
Ketua Pondok Pesantren Suryalaya, Denny Harmaen Gandasapoetra membenarkan hal tersebut. Tak jarang ini mengganggu istirahat dan waktu belajar. Ini tentu bisa menghambat pengembangan diri para santri.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
PLN melalui program PLN Peduli, memberikan bantuan pembangunan infrastruktur sebagai sarana pendidikan berupa asrama untuk para santri.
Kini, para santri bisa tinggal dan belajar dengan nyaman di asrama yang baru. Mereka pun tak lagi terganggu dengan atap yang bocor dan tak perlu was-was asrama akan rubuh.
Denny mengucapkan apresiasi atas dukungan yang diberikan kepada PLN. Asrama yang semula tak layak huni diubah menjadi gedung yang kokoh. Kapasitas asrama pun bertambah banyak dan mampu menampung hingga 350 santri.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada PLN yang telah membantu pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Suryalaya yang tadinya tidak layak huni. Sekarang alhamdulillah sudah terbangun dengan bagus dan kokoh dengan daya tampungnya bertambah cukup banyak. Alhamdulillah sekarang sekitar 350 santri bisa tertampung di asrama putra ini,” tutur Denny.
Kini, kata dia, para santri bisa tinggal dan belajar dengan nyaman setelah bertahun-tahun penuh keterbatasan. Sementara, pengurus pesantren bisa fokus memberikan pelayanan dan pendidikan yang lebih baik, sehingga kualitas pesantren bisa meningkat.
“Setelah bertahun-tahun mengelola pesantren dengan kondisi penuh keterbatasan, kini kami dapat memberikan fasilitas dan program pendidikan yang terbaik kepada para santri, serta menambah kesempatan masyarakat untuk belajar di pondok pesantren,” ucap Denny.
Ia dan para santri pun mengaku sangat senang dengan kehadiran asrama baru ini. Menurutnya, asrama baru akan memotivasi para santri untuk terus melakukan pengembangan diri.
Sementara itu, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto menyampaikan rasa bahagianya karena bisa turut serta membantu pesantren, khususnya dalam pembangunan asrama putra di Pondok Pesantren Suryalaya.
Menurutnya, hal ini bentuk tanggung jawab sosial PLN di bidang pendidikan serta dalam pembangunan akhlak.
Upaya ini juga sejalan dengan komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui pendidikan.
“Bagi PLN, hal ini merupakan sebuah kebahagiaan karena bisa hadir di tengah masyarakat dan memberi manfaat," ucapnya.
Didi berharap, dengan gedung asrama baru ini menjadi tanda semangat baru bagi para santri. Sebab, kini para santri tidak perlu khawatir lagi akan kebocoran ketika musim hujan karena bangunan baru yang sangat kuat dan nyaman.
"Besar harapan kami bahwa apa yang telah kami berikan untuk Pesantren Suryalaya ini dapat berkelanjutan dan juga memberi inspirasi buat yang lain bahwa kalau kita saling bahu membahu, berkolaborasi tentunya pembangunan ini tidak terlalu berat untuk dilaksanakan,” pungkas Didi. [sdy]