Pada tahun 1957, ia bersama dua temannya, Budi Brasali dan Ismail Sofyan, mendirikan biro arsitektur dengan nama PT Daya Cipta.
Biro tersebut kebanjiran proyek. Setelah lulus dari ITB pada 1960, Ciputra pindah ke Jakarta untuk memperluas peluang.
Baca Juga:
Ayah di Samarinda Diduga Habisi Dua Anak Kandung dan Lukai Neneknya
"Kita harus ke Jakarta karena di sana banyak pekerjaan," ucap Ciputra dalam buku itu.
Di Jakarta, perjalanannya makin bersinar. Pada 1961, ia mendirikan Grup Jaya dengan modal awal Rp 10 juta. Bisnisnya tumbuh pesat.
Melalui PT Ciputra Development, Ciputra, yang juga dikenal dengan nama Tjie Tjin Hoan, berhasil membawa perusahaan nasional ke pentas bisnis global, dengan nilai aset yang kini lebih dari Rp 30 triliun.
Baca Juga:
Bentrok Berdarah di Perbatasan, Thailand Unggul di Udara dan Laut Lawan Kamboja
Namun perjalanan tak selalu mulus. Pada 23 Juli 1996, setelah 30 tahun memimpin, Ciputra mundur dari PT Pembangunan Jaya, perusahaan yang ia dirikan sendiri.
Setahun setelah pensiun, krisis moneter menghantam dan menyeret banyak perusahaannya, termasuk yang berada di bawah grup Metropolitan Development dan Ciputra Group.
Padahal sebelumnya Grup Jaya menangani berbagai proyek besar, sebagian dibiayai lewat pinjaman dolar dari bank asing.