WahanaNews.co | Yuliani Hermawati, pemilik PT Permata Valerie, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelatihan dan penempatan tenaga kerja meliputi pekerja rumah tangga (PRT) dan Baby Sitter mengutarakan permintaan PRT pada akhir tahun malah menurun.
“Kalau di saya permintaan PRT atau baby sitter dalam akhir tahun malah menurun,” kata Yuliani, pemilik perusahaan yang beralamat di Rukan Sedayu Square Blok 1 No. 5, Cengkareng Barat, Jakarta Barat kepada WahanaNews.co, di Taman Palem Mall, Sabtu (30/11/2024).
Baca Juga:
Institut Sarinah: Pengesahan RUU PPRT, Memanusiakan Perempuan
Menurut Yuliani, alasan banyak keluarga untuk tidak menggunakan jasa PRT dan baby sitter selama libur akhir tahun lebih kepada keamanan ditinggal sendiri di rumah.
Apalagi menjelang libur lebaran atau akhir tahun, rata-rata dua bulan sebelumnya keluarga biasanya menahan untuk tidak mengambil jasa PRT maupun baby sitter.
“Kalau mereka ambil sebelum lebaran atau akhir tahun keluarga rugi karena PRT atau baby sitter tidak pulang mereka nanti bayar biaya infal,” tambahnya.
Baca Juga:
Soal RUU PPRT, HMI Minta DPRD Jawa Barat Segera Ambil Sikap
Suka Duka
Yuliani bercerita suka duka menjalani usaha jasa PRT dan baby sitter selama puluhan tahun.
Niat awal merintis usahanya, kata dia, untuk membantu orang dengan menyediakan lapangan pekerjaan terutama bagi mereka yang mau mencari pekerjaan dari daerah-daerah.
“Ya sukanya dapat membantu orang dan dapat uang admin dari majikan yang ia anggap tidak seberapa,” ungkapnya.
Selain dapat membantu orang, pengalaman tidak enak atau duka banyak juga ia alami dari usaha yang ia jalani ini.
Sebagai penyalur PRT dan baby sitter, ia kerap banyak mendapat komplen dari majikan karena kelakuan pekerja yang ia salurkan dari perusahaannya.
“Kayak kemarin ada pekerja itu jadi maling di rumah majikan, kabur dari rumah majikan. Kalau sudah begini, majikan pasti tuntut kita. Artinya lebih banyak ruginya daripada untungnya di usaha seperti ini,” jelas dia.
Ia juga menambahkan dirinya sering merugi karena ulah pekerja.
Ia kerap menalangi biaya ongkos pekerja yang mau berangkat dari daerah atau sering disebut casbon travel minimal Rp 300.000 per orang.
Jika sudah tinggal di perusahaannya, pekerja harus melakukan tes kesehatan melalui rekanan klinik dengan membayar per orang sebesar Rp 200.000.
Total biaya talangan per orang saja sudah ia keluarkan Rp 500.000.
Setelah mendapat tes kesehatan hingga pelatihan, ada saja pekerja yang tidak mau disalurkan dan minta dipulangkan ke kampungnya.
“Memang ada peraturan kita buat jika ada kasus seperti ini pekerja wajib mengganti semua biaya. Tapi mereka banyak yang tidak mau menggantinya, bahkan terkadang ada yang bawa-bawa keluarga dan menuntut perusahaan,” jelasnya.
Yuliani sendiri bisa memahami kondisi ini karena memang rata-rata mindset pekerja dari daerah masih seperti itu.
Terkait tenaga pelatihan untuk PRT dan baby sitter, Yuliani mengklaim punya lembaga pelatihan kerja (LPK) sendiri dengan dua orang tenaga trainer, satu senior yang berpengalaman menjadi PRT dan satu lagi seorang bidan untuk melatih baby sitter.
Untuk menjalankan usaha ini, Yuliani tergolong tidak mempunyai banyak karyawan. Tenaga admin satu orang, sisanya marketing, bagian rekrutmen hingga tenaga trainer.
“Karyawan ya kurang lebih 5 orang lah,” kata dia yang mengaku hanya menyalurkan PRT dan baby sitter di wilayah Jabodetabek.
Meski tidak mendapatkan banyak keuntungan di jasa PRT dan baby sitter, Yuliani masih bisa bersyukur karena biaya operasional termasuk biaya gaji karyawan masih bisa terbayarkan.
“Walaupun untungnya tidak seberapa, yang penting saya bisa bantu orang,” pungkas Yuliani yang mengaku punya bisnis lain di SDM yaitu perekrutan tenaga sekuriti atau satpam.
Untuk Anda yang mau mengetahui lebih jauh dengan PT Permata Valerie, silahkan kunjungi websitenya di https://permatavalerie.com/.
[Redaktur: Zahara Sitio]