"Harga akan terus bergerak naik terutama jika Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk menghentikan pembelian minyak Rusia tahun ini," ujar presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow di Houston.
Serta Uni Eropa masih tawar-menawar embargo minyak Rusia, yang menurut para analis akan semakin memperketat pasar dan mengalihkan arus perdagangan. Pemungutan suara membutuhkan dukungan dengan suara bulat, tetapi telah ditunda karena Hongaria telah berusaha keras menentangnya.
Baca Juga:
Jokowi Pikir-pikir Beli Minyak Rusia, Lebih Banyak Untung atau Ruginya?
Pada angka terbaru persediaan AS menggarisbawahi dinamika yang mendorong harga lebih tinggi. Meskipun stok minyak mentah AS meningkat lebih dari 8 juta barel - sebagian besar karena pelepasan cadangan strategis - stok bensin turun 3,6 juta barel dan stok produk sulingan juga turun.
Namun, untuk kapasitas penyulingan telah berkurang di Amerika Serikat dan negara tersebut telah menggenjot ekspor untuk memenuhi permintaan dari pembeli di luar negeri. Sejauh ini pada 2022, Amerika Serikat mengekspor, secara bersih, sekitar 4 juta barel bahan bakar setiap hari.
"Angka tingkat pemanfaatan 90 persen tidak seperti dulu karena kapasitas keseluruhan turun," jelas analis pasar energi Tony Headrick di CHS Hedging.
Baca Juga:
Menteri ESDM: Harga BBM Pertalite Berpeluang Turun
"Kami melihat penyulingan tidak mampu memenuhi permintaan bensin," tambahnya.
Sebagai informasi, harga minyak mentah telah melonjak pada 2022 karena invasi Rusia ke Ukraina menambah kekhawatiran pasokan, dengan Brent mencapai USD139 dolar AS, tertinggi sejak 2008, pada Maret. Kekhawatiran tentang pertumbuhan yang disebabkan oleh pembatasan Covid-19 di China dan kenaikan suku bunga AS telah mendorong kemerosotan minggu ini. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.