WahanaNews.co, Jakarta - Ekonom menilai Indonesia perlu meningkatkan belanja sosial sebelum bergabung dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
“Belanja sosial Indonesia masih terhitung sangat rendah dibandingkan dengan negara anggota OECD pada umumnya,” kata ekonom International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Bona Tua Parlinggomon dalam diseminasi publik di Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Baca Juga:
Indonesia Meningkatkan Kerja Sama Ekonomi Industri dengan Jepang
Padahal, sejumlah studi menunjukkan investasi terhadap belanja sosial dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan serta tidak menghalangi pertumbuhan ekonomi.
Belanja sosial juga disebut tidak hanya menyoal belanja konsumsi, namun juga menjadi investasi sumber daya manusia jangka panjang yang dapat menopang keberlanjutan pertumbuhan ekonomi negara.
Terlebih, OECD kerap mengkaji kebijakan (peer review) untuk memberikan rekomendasi perbaikan. Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas program-program belanja sosial, meningkatkan kualitas hidup warga negara, serta memperkuat daya saing di kancah global.
Baca Juga:
Pemerintah Terus Maksimalkan Proses Aksesi OECD
Untuk itu, ekonom merekomendasikan agar Pemerintah Indonesia dapat menaikkan investasi pada belanja sosial yang memiliki daya ungkit terbesar untuk menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan.
Sebagai contoh, pemerintah dapat mendorong anggaran infrastruktur air dan sanitasi, kesehatan, pendidikan, dan upaya menutup kesenjangan gender dan kelompok rentan lainnya melalui berbagai program perlindungan sosial.
Kajian tersebut tertuang dalam dokumen berjudul “Bunga Rampai: Mengkaji Aksesi Indonesia menuju Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam Perspektif Masyarakat Sipil”.