"Mengandalkan strategi bakar duit saja sudah tidak mungkin lagi," tegasnya. Dalam konteks tantangan ekonomi global tahun 2025, Alfons menilai startup perlu mengadopsi model bisnis yang berkelanjutan untuk bertahan.
"Bahkan startup yang sudah ada pun belum tentu bisa bertahan, apalagi memulai yang baru," tambahnya.
Baca Juga:
Serangan Siber Intai Konsumen, 100 Ribu Data Pelanggan E-Commerce Jepang Dicuri
Dengan menghentikan penjualan produk fisik, Bukalapak kini fokus pada penjualan produk virtual seperti token listrik, pulsa, dan paket data. Strategi ini diambil untuk tetap relevan di pasar sekaligus merespons dinamika ekonomi saat ini.
Sepanjang perjalanannya, Bukalapak pernah mencapai status unicorn, mencatatkan IPO, dan memiliki valuasi hingga Rp100 triliun.
Perubahan arah bisnis ini menjadi bukti bahwa era subsidi besar dan perang harga dalam dunia startup tampaknya telah mencapai akhir.
Baca Juga:
Fenomena E-commerce: Nilai Transaksi Fantastis, tapi Ribuan Kasus Penipuan Mengintai
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.