WahanaNews.co, Tangerang - Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Canberra
terus berupaya menggenjot ekspor, khususnya ke Australia.
Hal ini disampaikan Atdag Canberra Agung Setiawan saat meluncurkan program Direct Marketing, Jumat (20/10) di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Kabupaten Tangerang, Banten. Program tersebut merupakan inisiasi Atdag Canberra bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra.
Baca Juga:
Apresiasi Importir AS, Pemerintah Indonesia Serahkan Primaduta Award 2024
Peluncuran tersebut merupakan bagian dari seminar bertema Direct Marketing Goes to Australia 2023-2024 yang diselenggarakan Atdag Canberra di sela-sela gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 yang digelar secara luring pada 18-22 Oktober 2023 dan secara daring hingga 18 Desember 2023.
Seminar ini dihadiri 60 orang yang terdiri dari perwakilan Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia, peserta, dan pengunjung TEI ke-38. Turut hadir menjadi narasumber CEO Indonesia Direct Biyp Mukshen Assegaf dan Direktur Cendani Pty Ltd Liliyas.
“Jadi, program Direct Marketing ini merupakan hasil kerja sama KBRI Canberra, Atdag Canberra, dan
diaspora Indonesia Cendani Pty Ltd. Program ini juga menggandeng Indonesia Direct untuk memfasilitasi pelaku usaha Indonesia di awal transaksi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor ke Australia karena sistemnya produk akan diantar langsung ke pembeli,” jelas Haris.
Baca Juga:
Kopi Indonesia Dipamerkan dengan Konsep Lounge dalam Seoul International Café Show ke-23
Haris menjelaskan, nantinya akan ada tim penjualan dari Indonesia yang akan diberikan pelatihan selama satu bulan di Australia. Kemudian, tim penjualan ditugaskan untuk melakukan penjualan langsung ke buyer di Australia.
Indonesia Direct adalah perusahaan yang menjalankan program Direct Marketing ke Australia. Indonesia Direct membuka peluang ekspor produk ke Australia. Berdasarkan data KBRI Canberra, kerja sama antara Indonesia Direct dengan Cendani Pty Ltd sebelumnya bernilai 1 juta AUD.
Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia-Australia
pada Januari-Agustus 2023 mencatatkan defisit USD 4,03 miliar. Angka tersebut terdiri dari ekspor
Indonesia ke Australia sebesar USD 2,04 miliar dan impor Indonesia dari Australia USD 6,25 miliar.