WahanaNews.co, Jakarta - Para investor Tesla menyetujui paket gaji CEO Elon Musk senilai US$56 miliar, setara Rp917,79 triliun (asumsi kurs Rp16.387 per dolar AS).
Melansir Reuters, hal ini diungkapkan oleh pihak perusahaan pada Kamis (13/6/2024). Persetujuan nilai gaji Musk dinilai menjadi acungan jempol untuk kepemimpinannya, juga sebagai insentif untuk tetap fokus pada perusahaan.
Baca Juga:
Elon Musk Dinobatkan sebagai CEO dengan Gaji Tertinggi Sepanjang Sejarah
Persetujuan ini menggarisbawahi dukungan yang diperoleh Musk dari basis investor ritel Tesla, yang sebagian besar memang merupakan penggemar berat sang miliarder tersebut.
Proposal gaji itu lolos meskipun ada tentangan dari beberapa investor institusional besar dan perusahaan proxy.
Saat menghadiri pertemuan pemegang saham tahunan di Texas, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (12/6/2024) malam waktu setempat, Musk menggambarkan dirinya sebagai orang yang sangat optimis.
Baca Juga:
Tesla Jajaki Pembentukan Zona Bebas Tambang Untuk Lindungi Suku Terisolasi di Halmahera
"Jika saya tidak optimis, ini tidak akan ada, perusahaan ini tidak akan ada," tutur Musk, yang disambut dengan tepuk tangan meriah.
"Tapi saya berhasil mewujudkannya. Itulah yang terpenting," sambungnya.
Ia memberi isyarat bahwa proposal tersebut mendapatkan dukungan yang sangat besar.
Kendati, persetujuan itu tidak menyelesaikan gugatan atas paket gaji di Pengadilan Delaware, yang menurut beberapa ahli hukum dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Hakim pun membatalkan paket gaji itu dengan menggambarkannya sebagai 'hal yang tidak masuk akal'.
Musk juga dapat menghadapi tuntutan hukum baru atas paket gaji tersebut. Diketahui, jumlah paket gaji itu akan menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan AS. Para pemegang saham dikabarkan sudah memilih paket ini sejak 2018.
Menurut profesor di Boston College Law School Brian Quinn, hakim Delaware akan memeriksa pemungutan suara dan meminta Tesla untuk membuktikan bahwa proses tersebut tidak dipaksakan atau dipengaruhi secara tidak benar oleh Musk.
"Masalah ini belum berakhir," ujar dia.
Kendati, persetujuan itu tidak menyelesaikan gugatan atas paket gaji di Pengadilan Delaware, yang menurut beberapa ahli hukum dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Hakim pun membatalkan paket gaji itu dengan menggambarkannya sebagai 'hal yang tidak masuk akal'.
Musk juga dapat menghadapi tuntutan hukum baru atas paket gaji tersebut. Diketahui, jumlah paket gaji itu akan menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan AS. Para pemegang saham dikabarkan sudah memilih paket ini sejak 2018.
Hakim telah mengkritik dewan Tesla sebagai 'terikat' kepada Musk. Ia mengatakan rencana itu diusulkan oleh dewan yang berkonflik dengan hubungan pribadi dan keuangan yang dekat dengan eksekutif tertingginya.
Para pemegang saham juga menyetujui proposal untuk memindahkan kantor pusat perusahaan dari Delaware ke Texas. Mereka juga menyetujui proposal lain, termasuk pemilihan kembali dua anggota dewan, yakni saudara Musk, Kimbal Musk, dan James Murdoch.
Para pemegang saham meningkatkan tingkat kontrol investor dengan meloloskan proposal yang mendukung pemendekan masa jabatan dean menjadi satu tahun dan menurunkan persyaratan pemungutan suara untuk proposal menjadi mayoritas sederhana.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]