WahanaNews.co | Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Moh. Ismail Wahab menegaskan stok jagung di Indonesia saat ini mencapai 2,3 juta ton.
Menurut Ismail, Kementan melakukan update data stok jagung secara reguler setiap pekannya melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin).
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
“BKP melakukan survei periodik stok jagung di pengepul, gudang GPMT, dan pasar. Sedangkan Pusdatin secara langsung melalui mantri tani dan harmonisasi data BPS. Datanya sama,” kata Ismail dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/9/2021).
Menurut Ismail Kementan siap menunjukkan lokasi gudang dan sentra yang memiliki stok jagung, bila ada pihak lain yang ingin segera membantu distribusi jagung.
“Masalahnya saat ini bukan produksi, namun distribusi jagung ke peternak yang terhambat. Kami punya data stok, silahkan tanya kami bila ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri,” tutur Ismail.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
Ismail mengakui bahwa memang ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul untuk menyimpan jagung dalam jumlah besar. Menurutnya ini karena adanya kekhawatiran supply jagung untuk produksi pakan terganggu, dan kondisi harga jagung pasar dunia juga sedang tinggi.
“Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30 persen. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita,” katanya.
Ismail mengingatkan September hingga Oktober adalah masa panen jagung yang ditanam di lahan sawah.