WahanaNews.co, Aceh - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat penanganan infrastruktur sanitasi terdampak bencana di Kabupaten Aceh Tamiang guna mencegah risiko gangguan kesehatan lingkungan serta memastikan layanan dasar masyarakat dapat segera pulih.
Penanganan dilaksanakan secara bertahap mulai fase tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rantau dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Aceh Tamiang.
Baca Juga:
Pemerintah Terus Tangani Layanan Air Bersih Bagi Masyarakat Aceh Tamiang Pascabencana
Pada fase tanggap darurat, Kementerian PU melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan (BPBPK) Aceh memfokuskan upaya pada penyelesaian sisa volume sampah dan material pascabencana yang menghambat akses serta berpotensi menimbulkan masalah kesehatan lingkungan.
Selain itu, dilakukan penyediaan layanan air limbah domestik dan limbah tinja dengan memobilisasi toilet portable, toilet mobile, serta toilet knock down untuk mendukung kebutuhan sanitasi darurat masyarakat terdampak.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa infrastruktur air dan sanitasi yang layak dan merata sangat penting dalam kondisi bencana seperti di Sumatera.
Baca Juga:
Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Berjalan, Pembersihan Lumpur di RSUD Pidie Jaya Dikebut
"Karena dalam kondisi bencana tidak hanya sebatas pemenuhan pangan saja, ketersediaan air dan infrastruktur juga sangat penting,” kata Menteri Dody.
Selanjutnya memasuki fase rehabilitasi dan rekonstruksi, Kementerian PU merencanakan pemulihan infrastruktur sanitasi sekaligus meningkatkan infrastruktur pengelolaan sanitasi agar sistem pengelolaan sampah dan air limbah domestik kembali berfungsi secara normal dan berkelanjutan. Langkah ini mencakup pengadaan truk tinja, tangki septik beserta bioaktivator, serta pendampingan tata kelola dan penyusunan studi teknis apabila diperlukan.
Kementerian PU menyiapkan penanganan Tempat Pemrosesan Akhir Rantau di Kabupaten Aceh Tamiang meliputi perbaikan sel landfill eksisting, pembangunan sel landfill baru, perbaikan jalan akses, serta pengadaan alat berat. Hingga 27 Desember 2025, progres yang telah dilakukan antara lain pengangkutan sampah dan lumpur dari rumah sakit, pasar, dan kawasan permukiman ke area disposal, pembersihan jalan akses menuju TPA, serta pemesanan geotekstil untuk perkuatan sel landfill.
Di sektor air limbah, Kementerian PU juga melakukan penanganan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Kabupaten Aceh Tamiang mencakup perbaikan jalan akses, pembersihan IPLT eksisting, serta rehabilitasi unit bak pengolahan, termasuk bak anaerobik, fakultatif, maturasi, hingga wetland. Progres per 27 Desember 2025, telah dilaksanakan pembersihan jalan akses menuju IPLT dan pembersihan lumpur pada bak pengolahan sebagai langkah awal pemulihan fungsi layanan.
Selain itu, Kementerian PU juga mengusulkan penerapan teknologi sanitasi ramah lingkungan melalui pengadaan Net-Zero Toilet 5.0 sebagai bagian dari inovasi peningkatan layanan sanitasi ke depan. Demikian dilansir dari laman pugoid, Selasa (30/12).
[Redaktur: JP Sianturi]