WahanaNews.co | Kementerian Perdagangan memiliki arah kebijakan dan sejumlah program prioritas selama 2023-2024. Salah satunya, memastikan stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok untuk perdagangan dalam negeri serta mengembangkan pasar baru dengan prioritas di pasar non-tradisional. Sejumlah strategi telah dijalankan.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Kementerian Perdagangan Kasan dalam Diseminasi Hasil Analisis BK Perdag Tahun 2023 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada pada hari ini, Rabu (17/5). Diseminasi mengusung tema "Penguatan Implementasi Kebijakan Perdagangan dalam Mendorong Peningkatan Kinerja Perdagangan".
Baca Juga:
Dalih Langgar UU Perlindungan Konsumen: Toko Mama Khas Banjar Tutup, Pengusaha Trauma
“Untuk perdagangan dalam negeri, Kementerian Perdagangan berupaya melakukan beberapa strategi untuk memperkuat ekosistem perdagangan. Strategi tersebut meliputi perkuatan logistik nasional; pemanfaatan teknologi digital; serta menjaga iklim persaingan usaha yang sehat dan perlindungan konsumen,” jelas Kasan.
Kasan menuturkan, Kementerian Perdagangan terus memantau harga dan stok bapok secara rutin dan langsung di lapangan dengan memastikan distribusi bapok di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan.
Selanjutnya, melaksanakan manajemen importasi yang tepat waktu dan tepat jumlah agar tidak mengganggu produksi di dalam negeri. Selain itu, juga berkoordinasi terkait pengendalian inflasi, serta melaksanakan pasar murah selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Baca Juga:
Dalih Langgar UU Perlindungan Konsumen Toko Mama Khas Banjar Tutup, Pengusaha Trauma
Kasan menambahkan, terkait peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Kementerian Perdagangan terus mendorong kemitraan UMKM dengan ritel modern, lokapasar (marketplace), dan lembaga pembiayaan.
Dari sisi perdagangan luar negeri, Kasan menambahkan,Kementerian Perdagangan juga memiliki beberapa strategi perdagangan luar negeri, antara lain meningkatkan ekspor produk manufaktur dan partisipasi dalam rantai nilai global (global value chain).
Dari sisi pasar ekspor, Kementerian Perdagangan akan terus menggencarkan upaya menembus pasar non-tradisional, seperti Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah.