WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa perekonomian Indonesia terus menunjukkan kinerja yang resilien di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global.
“Di tengah ketidakpastian dan perlambatan global, ekonomi Indonesia tetap resilien, ditopang masih kuatnya permintaan domestik,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (30/01/24).
Baca Juga:
Soal Hasil Pilpres 2024: PTUN Jakarta Tak Terima Gugatan PDIP, Ini Alasannya
Ekonomi domestik sampai dengan triwulan III-2023 tercatat tumbuh 5,05 persen (ytd), terutama ditopang konsumsi dan investasi.
Menkeu menjelaskan aktivitas konsumsi yang masih kuat didukung oleh inflasi yang terkendali, menurunnya tingkat pengangguran, serta peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai shock absorber dalam menjaga daya beli masyarakat.
Investasi juga tercatat menunjukkan tren menguat sejak triwulan I-2023. Penguatan investasi sejalan dengan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca Juga:
KPU Labura Verifikasi Berkas Calon Bupati dan Wakil Bupati di Rantau Prapat: Pastikan Dokumen Sah
Memasuki triwulan IV-2023, lanjut Sri Mulyani, tanda-tanda resiliensi aktivitas ekonomi domestik berlanjut, tercermin pada angka PMI manufaktur yang konsisten ekspansif, berlanjutnya surplus neraca perdagangan, serta beberapa indikator dini yang masih kuat, seperti indeks penjualan riil dan keyakinan konsumen.
Dengan perkembangan tersebut, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 berkisar 5,0 persen, angka pengangguran turun menjadi 5,32 persen, dan angka kemiskinan menjadi 9,36 persen.
Sementara itu pada 2024, Menkeu optimistis pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen.