Perlu diketahui, Luhut merupakan ketua Komite Kereta Cepat. Dia juga sempat bercerita proyek ini banyak sekali disebut tidak akan berhasil beroperasi tepat waktu dan optimal, namun nyatanya kini Luhut mengklaim moda transportasi itu berjalan dengan baik.
"Jadi saya waktu itu harus menyelesaikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, waktunya kita kejar, ada negosiasi segala macam. Orang kan banyak berharap tidak berhasil. Tapi alhamdulillah sih bagus. Dan banyak lagi seperti e-catalog dan kelapa sawit. Itu kan hal-hal yang kita pengin selesaikan untuk buat ekonomi kita utuh," ungkap Luhut.
Baca Juga:
TNI Polri Diminta Tindak Tegas Ormas Bergaya Preman, Luhut: Presiden Perintahkan Itu!
Luhut pun mengakui dirinya banyak melakukan refleksi diri ketika sakit, apalagi dia mengaku kondisinya saat sakit sudah sangat kritis. Menurutnya, antara hidup dan mati beda tipis, pelajaran yang dia dapatkan adalah semua orang punya batas.
"Antara hidup dan mati itu tipis kok. Jadi jangan kita terlalu ambisius, jangan kita dendamin orang, atau merasa paling hebat. At the end, semua yang ada di bawah langit akan ada waktunya. Saya kemarin itu sakit nyaris gone," beber Luhut.
Di hari kondisi kesehatannya tiba-tiba drop, Luhut bercerita semua aktivitasnya masih berjalan normal. Bahkan di pagi harinya dia sempat berolahraga.
Baca Juga:
Luhut Dukung Generasi Muda Indonesia Bekerja di Luar Negeri, Ini Alasannya
Melansir Detik, rutinitas kehidupannya pun diakui Luhut berjalan dengan baik dan pola hidup sehat dilakukan dengan ketat olehnya. Namun, sakit itu tetap menghampirinya, artinya semua orang punya batas.
"Wong saya pagi itu masih pergi ke kereta api, masih sehat seperti ini lho, saya treadmill waktu pagi. Saya hidup teratur, saya nggak pernah begadang lebih dari jam 10-11 malam. Saya olahraga teratur, makan teratur. Artinya ya tuhan punya mau lain, ini kesaksian hidup saya, jangan merasa kita ini nggak ada batasnya, you have a limit," ungkapnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]