WahanaNews.co | Kementerian Pertanian berkomitmen mendorong peningkatan kualitas varietas benih padi unggul guna meningkatkan produksi beras nasional yang nantinya mendukung program ekspor beras.
"Tanpa benih varietas unggul, kita tidak akan bisa surplus beras seperti yang kita bisa rasakan saat ini, sehingga tidak perlu impor beras lagi," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca Juga:
Mentan Ajak Kolaborasi dan Dorong Pengembangan VUB Padi IPB 9G
Ia menegaskan, eningkatan produktivitas beras jadi tantangan bersama karena beras sangat penting bagi kehidupan bangsa.
Saat ini, produktivitas padi Indonesia menduduki urutan kedua dari sembilan negara FAO di Benua Asia, dengan urutan Vietnam, Indonesia, Bangladesh, Filipina, India, Pakistan, Myanmar, Kamboja, dan Thailand.
Ia memaparkan, dulu memakai pakai varietas Silugonggo hanya menghasilkan 2 sampai 3 ton per hektar. Saat ini sudah ada varietas baru seperti Ciherang, Inpari dan lainnya, membuat produktivitas petani makin naik dan stok beras pun naik.
Baca Juga:
Jawa Barat Ditargetkan Jadi Penghasil Padi Tertinggi Nasional
Syahrul meminta agar produktivitas padi bisa lebih ditingkatkan dari sekadar 5,2 ton per hektare. Pihaknya, terus meninjau benih padi, irigasi, sistem pemupukan hingga pasca panen serta melakukan berbagai upaya agar produksi padi mulai dari hulu hingga hilir bisa lebih efisien.
"Ini irigasi makin bagus, varietas makin bagus dan makin banyak. Kalau begitu di tahap mana yang perlu kita perbaiki lagi. Saya berharap ini dipertahankan hasil-hasil yang luar biasa yang sudah dihasilkan, dan disampaikan juga ke masyarakat," kata Syahrul.
Mentan menyebut, benih padi memegang peran penting dalam meningkatkan produktivitas beras sebagai salah satu pangan pokok strategis di Indonesia dan mendukung ekspor beras.
"Selain itu, pengelolaan padi dan beras yang baik juga dapat mengurangi penyusutan hasil panen sehingga hasil panen yang diperoleh menjadi lebih baik dan memberi keuntungan yang tinggi," ungkapnya. [qnt]