WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menanggapi kabar gagalnya investasi bernilai ratusan triliun rupiah akibat aksi premanisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas).
Menurut Rosan, pemerintah, termasuk kementerian yang dipimpinnya, harus lebih aktif dalam membangun komunikasi dengan masyarakat sekitar.
Baca Juga:
Rosan Roeslani Ditunjuk Jadi CEO BPI Danantara, Kekayaannya Tembus Rp 864 Miliar
Ia menyebut bahwa investasi yang masuk ke suatu daerah dapat memberikan manfaat besar bagi warga lokal, salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja.
"Saya melihat perlunya diskusi komunitas yang lebih baik. Jika investasi berjalan lancar dan situasi tetap kondusif, maka lapangan kerja juga akan tercipta," ujar Rosan, melansir Detik, Jumat (14/3/2025).
Lebih lanjut, Rosan menjelaskan bahwa dampak investasi tidak hanya sebatas membuka lapangan kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, termasuk berkembangnya sektor usaha seperti rumah makan dan penginapan.
Baca Juga:
Apple Janjikan Pabrik Smartphone Mewah di Indonesia dengan Investasi Fantastis
"Investasi ini bukan hanya soal lapangan kerja, tapi juga menciptakan ekosistem ekonomi baru. Misalnya, warga sekitar dapat membuka restoran atau menyediakan penginapan bagi para pekerja di kawasan ekonomi khusus," jelasnya.
Ia kembali menegaskan bahwa komunikasi antara komunitas dan investor perlu diperkuat untuk memastikan kelancaran investasi.
Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar, mengungkapkan bahwa banyak ormas meminta bagian dari berbagai kegiatan bisnis di kawasan industri, termasuk dalam pengelolaan limbah.