WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menegaskan, Kementerian
Perdagangan telah melakukan berbagai langkah strategis dalam menghadapi hambatan-hambatan di sektor perdagangan luar negeri.
Hal ini diungkap Mendag Zulkifli Hasan dalam acara Trade Corner Special Dialogue CNBC Indonesia ‘Strategi dan Optimisme Kebijakan Perdagangan
Luar Negeri hingga Tantangan di WTO’ di Jakarta, hari ini, Kamis (29/8).
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula, Kejagung Periksa Eks Stafsus Mendag
“Menghadapi tantangan dan peluang yang ada, Kementerian Perdagangan telah melakukan sejumlah langkah baik secara diplomasi, maupun dalam bentuk kebijakan,” terang Mendag.
Untuk perdagangan luar negeri, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, pemerintah melaksanakan langkah diplomasi agar hambatan perdagangan dengan negara mitra segera diselesaikan. Menurutnya, pemerintah melakukan diplomasi agar hambatan perdagangan bisa diselesaikan dengan baik.
“Selain itu, Indonesia saat ini berperan aktif di berbagai fora perdagangan internasional untuk meningkatkan nilai ekspor dan memberikan insentif bagi pelaku ekonomi nasional,” imbuhnya.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, Indonesia telah menyelesaikan perjanjian dagang dengan 26
negara/ekonomi dan 45 negara yang masih dalam proses perundingan. Mitra dagang utama Indonesia juga bergeser dari negara G7 ke negara berkembang (Tiongkok, India, Pakistan, Bangladesh, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Nigeria, Arab Saudi, Vietnam, dan Filipina).
Pergeseran ini didorong oleh pemberian modal, teknologi, dan rantai pasok dari negara non-G7
seperti Tiongkok, serta kebijakan unilateral Uni Eropa yang menghambat laju perdagangan.
Saat ini, Indonesia baru saja menandatangani Protokol Perubahan Perjanjian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (EPA) serta meluncurkan perundingan Indonesia-Gulf Cooperation Council (GCC) Free Trade Agreement.