WahanaNews.co | PT PLN (Persero) melaporkan tak lama lagi pasokan listrik di Indonesia bakal berlimpah dengan terpenuhinya mega proyek ketenagalistrikan 35.000 Mega Watt (MW) dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi over supply tak bisa dihindari lagi.
Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Edwin Nugraha Putra menyebutkan Indonesia akan kedatangan pembangkit-pembangkit baru. Antara lain misalnya yang ada dalam proyek 35.000 MW dan FTP II yang akan masuk dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
"Masuk PLTU itu sekitar 34% atau 13 Giga Watt/GW) yang masih terusan program 35 GW itu. Jadi mulai tahun 2022 memang sudah tidak ada lagi rencana pembangunan pembangkit PLTU yang baru," terang Edwin, Selasa (14/12/2021).
Mengacu catatan Kementerian ESDM, sampai pada September 2021, progres megaproyek 35.000 MW itu masih mini. Saat ini yang sudah Commercial operation Date (COD) baru mencapai 10.469 MW. Sedangkan 17.685 MW fase konstruksi, 6.063 MW fase Power Purchase Agreement (PPA) dan 839 MW fase pengadaan, serta 724 MW fase perencanaan.
Edwin menyampaikan bahwa bauran energi fosil ini pada tahun 2021 masih mencapai 60%. Bahkan sampai tahun 2030 juga bauran energi dari batu bara ini masih di angka 60%. "Jadi memang masih dominan," ungkap Edwin.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Sementara itu memang tak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan batu bara akan PLTU masih tinggi, pada tahun 2021 masih sekitar 90 - 100 juta ton. Bahkan, kebutuhan akan semakin meningkat dengan masuknya proyek-proyek 35.000 MW.
"Masih naik kebutuhan batu bara, bisa menjadi 150-an juta ton di tahun 2030," tegas Edwin.
Sementara itu, untuk mendukung langkah pemerintah mengejar target zero carbon pada tahun 2060, PLN menyebutkan bahwa kebutuhan pembangkit PLN di tahun 2026 akan mulai diubah ke energi baru dan terbarukan (EBT).