WahanaNews.co | Indonesia dan Kanada kembali bertemu dalam perundingan putaran ketiga Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Kanada (ICA–CEPA) yang berlangsung pada 31 Oktober–4 November 2022 secara virtual.
Pada putaran ketiga ini, Kanada kembali menjadi tuan rumah melanjutkan perundingan putaran kedua yang sebelumnya dilaksanakan pada 14–19 Agustus 2022.
Baca Juga:
Kain Ulos Batak Jadi Primadona di Festival Fashion Kanada 2024
Delegasi Indonesia dipimpin Ketua Perunding yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
Sementara itu, Delegasi Kanada dipimpin Ketua Perunding yaitu Direktur Jenderal Perundingan dan Perjanjian Agri-Food Kanada Aaron Fowler. Baik Delegasi Indonesia maupun Delegasi Kanada terdiri atas kementerian dan lembaga masing-masing negara.
“Penyelenggaraan putaran ketiga ini merupakan salah satu bentuk keseriusan Pemerintah Indonesia dalam menjaga momentum perundingan ICA–CEPA, terutama untuk memenuhi target penyelesaian perundingan di akhir tahun depan. Perundingan ini merupakan perundingan prioritas yang diharapkan akan membawa peningkatan kinerja perdagangan Indonesia ke Kanada,” ujar Djatmiko.
Baca Juga:
Sindrom Fermentasi Usus, Penyebab Wanita Kanada Mabuk 2 Tahun Meski Tak Konsumsi Alkohol
Dalam putaran ini, 17 Kelompok Kerja dan 3 Diskusi Tim Ahli akan kembali bertemu untuk membahas isu-isu terkait perdagangan, termasuk pembahasan awal mengenai tingkat liberalisasi serta modalitas perdagangan barang yang akan digunakan dalam skema ICA–CEPA.
“Meskipun data total perdagangan Indonesia–Kanada relatif menunjukkan peningkatan selama tiga tahun terakhir (2019–2021), kami yakin kinerja saat ini masih belum merefleksikan potensi sesungguhnya yang dimiliki kedua negara. Singkatnya, masih banyak potensi dan ruang untuk pengembangan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Kanada yang dapat didorong melalui ICA–CEPA,” jelas Djatmiko.
Djatmiko juga berharap putaran ketiga ini dapat menjadi titik terang pembahasan isu-isu baru perundingan, yaitu ketenagakerjaan, lingkungan, dan perdagangan inklusif yang selama ini dibahas dalam Diskusi Tim Ahli. Ia berharap titik terang untuk isu-isu tersebut nantinya akan membantu mengakomodasi kepentingan nasional kedua negara.
“Saya mengapresiasi delegasi kedua negara yang hadir pada perundingan dengan semangat positif dan pikiran terbuka untuk mencapai perjanjian yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Saya harap koordinasi dan kerja sama yang baik antara kedua negara akan membawa kemajuan yang cukup signifikan bagi perundingan ini,” tambah Djatmiko.
Kedua delegasi juga sepakat untuk melanjutkan perundingan putaran keempat di awal tahun 2023
di Indonesia. [JP]