"Batu bara nanti stop, enggak boleh lagi karena listrik hijau. Ganti ke matahari, angin, geotermal, dan lain-lain. Tapi batu bara kita sayang kalau tidak bisa diproses lebih jauh," kata dia dalam Orasi Ilmiah 'Globalization and Digitalization: Strategi Bumn Pasca Pandemi', Sabtu (27/11/2021)
Erick menilai, ketika batu bara diproses dalam gasifikasi, akan menghasilkan metanol. Adapun metanol bisa dimanfaatkan sebagai pengganti gas LPG.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Awasi Takaran Isi Tabung LPG 3 kg
"Hari ini kita masih impor metanol. LPG yang sekarang subsidinya sampai Rp 60 triliun. Itu impor. Sampai kapan kita mau impor terus? Sedangkan batu bara kalau diproses gasifikasi jadi DME. Harga DME lebih murah," terang Erick. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.