Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP Kusdiantoro menyampaikan, pemijahan ikan belida kalimantan sudah berhasil dan mulai dibudidayakan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan.
Sedangkan, belida sumatera dalam proses domestifikasi dan pemijahan alami di Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan, Mariana-Palembang, Sumatera Selatan.
Baca Juga:
Pemerintah Aceh Bagikan 7,5 Ton Ikan Segar Cegah Inflasi dan Stunting
Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin Andi Artha Donny Oktopura menjelaskan, pemijahan belida dilakukan oleh balai tersebut sejak tahun 2004.
Lewat teknologi, pembudidayaan ikan belida dapat diterapkan, mulai dari pembenihan sampai pembesaran. Akan tetapi, masih ada dua kelemahan mendasar, yakni yang pertama, fekunditas telur ikan belida yang tergolong rendah.
Satu induk betina memiliki fekunditas hanya 50-300 ekor per tahun. Kedua, masa pembesaran ikan belida tergolong lama, yakni butuh 1 tahun untuk mencapai ukuran konsumsi 300-500 gram per ekor.
Baca Juga:
Program Makan Gratis, Menteri KKP: Menu Ikan Harus Disesuaikan dengan Wilayahnya
Diketahui, harga jual ikan belida itu berkisar Rp 30.000-Rp 40.000 per kg. Tiap tahunnya, BPBAT Mandiangin membudidayakan ikan belida sekitar 500 kilogram.
Harga tersebut masih jauh di bawah ikan gabus hasil budidaya, yang juga banyak digunakan untuk bahan baku pempek. Harga ikan gabus di kisaran Rp 60.000-Rp 80.000 per kg.
Andy Artha juga mengungkapkan produksi ikan belida dapat dioptimalkan jika ada prioritas untuk budidaya, tetapi harus ada pergeseran paradigma pasar untuk beralih ke belida yang merupakan hasil budidaya.