WahanaNews.co | Dalam waktu dekat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli kedelai petani Rp 10 ribu per kg.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri sehingga Indonesia tak 100 persen tergantung pada impor.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
"Bapak Presiden ingin agar kedelai itu tidak 100 persen tergantung impor karena dari hampir seluruh kebutuhan yang 2,4 (juta ton) itu produksi nasionalnya kan turun terus," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai menghadiri rapat terbatas dengan Jokowi di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Senin (19/9).
Airlangga mengungkapkan salah satu alasan petani enggan menanam kedelai adalah harga yang kurang menarik dibandingkan komoditas lain, seperti jagung.
"Jadi kita di 2018 misalnya kita produksinya di 700 ribu hektare, nah sekarang di 150 ribu hektare. Jadi kalau petani disuruh milih tanam jagung atau kedelai, ya mereka larinya ke jagung semua. Nah sekarang kita kan ingin semua ada 'mix', tidak hanya jagung saja tetapi kedelainya juga bisa naik," jelas Airlangga.
Baca Juga:
Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI di Kota Surakarta
Menurut Airlangga, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp10 ribu per kg karena akan kalah dengan harga impor dari Amerika Serikat yang hanya Rp 7.700 atau bahkan lebih murah.
"Jadi untuk mencapai harga itu nanti ada penugasan dari BUMN agar petani bisa memproduksi. Itu di harga Rp10 ribu (per kilogram)," ujarnya.
Selain itu, sambung Airlangga, Jokowi mendorong petani menggunakan bibit unggul yang telah direkayasa secara genetik atau genetically modified organism (GMO). Harapannya, produktivitas lahan kedelai per hektare bisa meningkat.