WahanaNews.co | Total Eren dan PT Adaro Power keluar sebagai pemenang tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan, berkapasitas 70 megawatt (MW). Konsorsium tersebut terpilih setelah memberikan penawaran harga jual beli listrik terendah kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Penawaran itu menjadi yang terendah dalam sejarah pembangunan PLTB di Indonesia. Dalam pembangunan PLTB di Sidrap, penawaran harga terendah adalah sebesar US$11 sen per kWh. Kemudian, PLTB Jeneponto turun lagi sebesar US$10 sen per kWh.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Sementara itu, penawaran konsorsium Total Eren dan Adaro Power untuk PLTB Tanah Laut itu mencapai US$5,5 sen per kWh.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan letter of intent (LoI) oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Managing Director Australia & Indonesia Total Eren Kam Tung Ho, dan Direktur PT Adaro Power Mustiko Bawono, serta disaksikan oleh Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (Adaro) Garibaldi Thohir di Bali, pada Selasa, (15/11/2022).
"Penetapan pemenang sebagai pengembang proyek merupakan salah satu milestone penting untuk menuju tahapan selanjutnya, yaitu penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dan financial close," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui siaran pers, Rabu (16/11/2022).
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Darmawan mengatakan, PLN terus mendorong target net zero emission pada 2060 mendatang. Adapun, potensi angin yang cukup besar di Tanah Laut, Kalimantan Selatan bakal dimaksimalkan pemanfaatannya dengan pembangunan PLTB.
Hingga EBT PLTB dengan kapasitas 70 MW yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS) sebesar 10 MWh ini ditargetkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan pada 2024.
Kehadiran PLTB Tanah Laut diharapkan dapat berperan dalam mengurangi emisi CO2 sebesar 220.000 ton per tahun dan berkontribusi dalam pencapaian target pengurangan emisi CO2 secara nasional sebesar 34,8 persen.