Emas merosot pekan lalu setelah The Fed mengisyaratkan tidak memiliki rencana untuk melonggarkan jalur pengetatan moneternya.
Langkah itu mendorong dolar ke puncak 20 tahun, dan juga menaikkan imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek.
Baca Juga:
Dituding Tipu dan Kasari Pelanggan, Pemilik Toko Emas "Sriwijaya Indah" Buka Suara
Data ekonomi AS positif yang dirilis pada Selasa (30/8/2022) menekan harga emas.
Indeks kepercayaan konsumen dari lembaga riset Conference Board naik pada Agustus menjadi 103,2 dari 95,3 pada Juli.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa lowongan pekerjaan AS naik secara tak terduga pada Juli, dengan jumlah posisi yang tersedia naik tipis menjadi 11,2 juta, melampaui semua perkiraan dan dari 11 juta yang direvisi pada Juni.
Baca Juga:
Viral di Medsos Toko Emas "Sriwijaya Indah" di Gunungsitoli Dituding Tipu dan Kasari Pelanggan
Dalam diskusi dengan Kamar Dagang Regional Huntington di Huntington, Virginia Barat, pada Selasa (30/8/2022), Presiden Federal Reserve Richmond, Tom Barkin mengatakan: "Kami berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dan ada jalan untuk sampai ke sana."
Dia juga mengakui bahwa resesi adalah risiko yang jelas karena Federal Reserve memperketat kebijakan moneter.
Investor sekarang menunggu data penggajian AS yang akan dirilis pada Jumat (2/8/2022). Kekuatan di pasar tenaga kerja kemungkinan akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga secara agresif.