Dalam surat itu, Trump juga memberikan peringatan bahwa apabila negara-negara tersebut membalas dengan menaikkan tarif atas barang AS, maka pemerintahannya akan langsung menambahkan tarif tambahan sebesar 25 persen lagi.
"Jika karena alasan apa pun Anda memutuskan untuk menaikkan tarif, maka berapa pun jumlah yang Anda pilih, akan ditambahkan ke 25 persen yang kami kenakan," tulis Trump dalam suratnya kepada pemimpin Jepang dan Korea Selatan, ancaman yang kemungkinan juga berlaku untuk Indonesia.
Baca Juga:
Tarif Turun Jadi 80 Persen, Trump Ubah Strategi Hadapi Tiongkok
Dalam kasus Indonesia, Trump menyebut kebijakan tarif ini sebagai langkah "penyeimbangan" terhadap defisit perdagangan.
Berdasarkan data Gedung Putih yang dikutip oleh Reuters, Amerika Serikat mengalami defisit perdagangan sebesar 18 miliar dolar AS dengan Indonesia.
Dengan kata lain, nilai impor AS dari Indonesia jauh melebihi nilai ekspor AS ke Indonesia, dan ini dianggap merugikan oleh Trump.
Baca Juga:
Tarif Impor AS Ancam Ekonomi Thailand, Potensi Kerugian Capai Rp392 Triliun
Hingga kini, hanya Inggris dan Vietnam yang berhasil merundingkan pengecualian dari tarif baru tersebut.
Belum ada keterangan resmi dari pemerintah Indonesia mengenai langkah diplomatik atau negosiasi apa yang akan ditempuh untuk merespons kebijakan yang berpotensi menekan ekspor nasional ini.
Masyarakat bisnis dan pelaku ekspor pun kini menanti sikap tegas dari pemerintah terhadap manuver dagang terbaru Washington.