WahanaNews.co | Pandemi Covid-19 berhasil mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui sektor digital. Namun perlu diwaspadai juga, karena di tengah perkembangan teknologi digital ini kejahatan siber (cybercrime) berkembang dengan cepat.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menjelaskan, perkembangan teknologi digital di Indonesia sangat cepat tetapi perkembangan kejahatan siber juga meningkat. Bahkan Indonesia termasuk dalam negara yang berisiko tinggi terhadap kejahatan siber (cybercrime).
Baca Juga:
Terkena Serangan Ransomware, Data PDNS Tak Bisa Dipulihkan
Hal tersebut berdasarkan survei Cybersecurity Exposure Index (ICE) di tahun 2020. "Hasil survei Cybersecurity Indeks, kalau kita lihat Indonesia sendiri termasuk negara berisiko tinggi terhadap kejahatan siber secara global," ungkapnya dalam acara InfobankTalkNews, Selasa (9/11/2021).
Teguh menyampaikan, survei tersebut melaporkan indeks kejahatan siber di Indonesia saat ini mencapai 0,62. Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata global yang berkisar 0,54.
"Artinya Indonesia di atas rata-rata. Sehingga, kejahatan siber memang berisiko tinggi di Indonesia," ungkapnya.
Baca Juga:
Pusat Data Nasional Diserang Siber, BSSN Sebut Pelaku Minta Rp131 Miliar
Oleh karena itu, pihaknya mendesak temuan survei ini menjadi catatan khusus bagi pihak perbankan di tanah air untuk terus memperkuat keamanan siber (cyber security).
"Jadi, ini merupakan catatan buat perbankan itu sendiri untuk meningkatkan keamanan cyber security," tandasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.