WahanaNews.co, Jakarta – Serangan siber di sektor keuangan makin kencang menghantui Masyarakat. Menurut laporan firma keamanan siber Kapersky. Berbagai modus kerap digencarkan dan semakin sulit terdeteksi. Mereka mengelabui korban, hingga merampas uang.
Mobile banking atau M-Banking seharusnya memberi kemudahan bagi penggunanya. Namun hal ini ternyata menjadi sasaran empuk bagi para penipu.
Baca Juga:
Pusat Data Nasional Diserang Siber, BSSN Sebut Pelaku Minta Rp131 Miliar
Dilansir dari CNBC Indonesia, Minggu (30/06/2024) sepanjang tahun lalu, serangan trojan mobile kepada pengguna mobile banking di Android mencapai 32%. Kaspersky juga melaporkan serangan Bian.H paling banyak tersebar dengan total 22%.
Sementara itu, modus phishing yang menyerang individu mencapai 30,68% dan pengguna korporat 27,32%. Dalam modus ini, para pelaku menggunakan identitas lain, salah satunya mengatasnamakan toko elektronik, yang tercatat mencapai 41,65%
Lalu aset kripto 16%, dan toko online 41,65%. Sejumlah situs yang sering ditipu adalah Amazon (34%), Apple (18,66%), dan Netflix (14,71%). Serangan pada Paypal tercatat hingga 54,73%.
Baca Juga:
Kantor Berita Negara Polandia Diserang Siber Rusia
Pakar Keamanan Siber Kaspersky, Igor Golovin menjelaskan sebagian besar serangan malware memiliki motif keuangan. Para penyerang terus mengembangkan kejahatannya sejalan dengan munculnya jenis malware yang lebih canggih.
"Dengan munculnya jenis malware yang makin canggih, para penyerang mengembangkan taktik mereka untuk menargetkan perangkat seluler dengan lebih agresif," jelasnya.
Kaspersky memberikan cara terhindar menjadi korban penipuan di bidang keuangan, khususnya untuk aplikasimobilebanking. Salah satunya hanya mengunduh aplikasi dari toko aplikasi resmi seperti Play Store maupun App Store.