WahanaNews.co | Sebanyak 21 jasad diduga korban sekte sesat yang mati kelaparan di hutan setelah berpuasa agar dapat "bertemu dengan Yesus" ditemukan pihak Kepolisian.
"Total hingga kemarin, kami mendapatkan 21 jasad," ujar seorang sumber kepolisian Kenya kepada AFP, melansir CNNIndonesia, Minggu (23/4/2023).
Baca Juga:
Otak Pelaku Pemerkosaan Siswi SMP Hingga Tewas di Palembang Sempat Ikut Yasinan Korban
Dari keseluruhan jasad tersebut, tiga di antaranya merupakan anak-anak.
Sumber itu mengungkap angka tersebut setelah kepolisian melakukan penggalian di salah satu hutan di Shakahola dalam beberapa hari belakangan.
"Kami bahkan belum menggali lebih dalam, yang memberikan indikasi kuat akan lebih banyak jasad ditemukan di akhir operasi ini," kata sumber itu.
Baca Juga:
Perbudak 251 Anak, Polisi Tangkap Nabi Palsu di Zimbabwe
Para korban itu diduga pengikut Makenzie Nthenge, seorang pastor sekte sesat Good News International Church. Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa agar dapat bertemu dengan Yesus.
Nthenge sebenarnya sudah menyerahkan diri ke kepolisian. Ia lantas didakwa setelah dua pengikutnya yang masih anak-anak dilaporkan mati kelaparan di bawah pengawasan orang tuanya.
Ia sempat dibebaskan dengan jaminan 100 ribu shilling Kenya atau setara Rp11,1 juta. Namun kemudian, kepolisian menahan Nthenge pada 15 April.
Saat itu, kepolisian menemukan jasad empat pengikut Nthenge yang dilaporkan mati kelaparan agar dapat "bertemu Yesus."
Nthenge dijadwalkan menjalani proses persidangan pada 2 Mei mendatang.
"Pastor ini harus menghadapi semua dakwaan meski ia sudah melakukan mogok makan dan mengatakan dia berdoa dan berpuasa di tahanan," ucap sumber kepolisian itu.
Sementara itu, sebelas pengikut Nthenge, yaitu tujuh laki-laki dan empat perempuan, sedang dalam perawatan di rumah sakit setelah diselamatkan pada 14 April lalu. Tiga di antaranya dalam kondisi kritis. [tum/alp]