WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam sejarah penerbangan sipil, ada satu tragedi yang hingga kini masih menimbulkan luka dan kontroversi mendalam antara dua negara besar.
Tragedi ini bukan semata kecelakaan teknis, melainkan buah dari ketegangan militer, kesalahan identifikasi, dan keputusan yang dipertanyakan.
Baca Juga:
Sepulang Jaga Ibu di RS, Honorer Pemkot Binjai Tewas Tabrak Tembok
Pada 3 Juli 1988, dunia dikejutkan oleh penembakan sebuah pesawat penumpang Iran oleh kapal perang Amerika Serikat.
Pesawat komersial Iran Air 655 ditembak jatuh oleh kapal penjelajah Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Vincennes, yang saat itu beroperasi di wilayah Teluk Persia.
Insiden mengerikan ini terjadi saat pesawat sedang terbang di atas Selat Hormuz, wilayah perairan yang menjadi batas antara Iran dan Oman.
Baca Juga:
Viral Preman Beringas Paksa Top Up DANA Gratis, Penjaga Konter di Medan Luka dan Trauma
Iran Air 655 saat itu tengah menjalani penerbangan komersial dari Teheran menuju Dubai.
Namun tragisnya, pesawat itu disalahartikan sebagai pesawat tempur musuh oleh USS Vincennes yang tengah dalam operasi militer.
Ketika rudal dilepaskan ke udara, nasib 290 jiwa di dalam pesawat telah ditentukan—semuanya dinyatakan tewas, termasuk awak kabin.